Showing posts with label From Heart To Business. Show all posts
Showing posts with label From Heart To Business. Show all posts

Sunday, June 15, 2008

Bosannn...!

Pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.

Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca.

Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas.

Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu tersebut, iapun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu.

Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya.

Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja.

Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut.

Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu.

Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.

Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam.

Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.

Teman, pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya, kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang, mungkin sambil melakukan aktifitas lainnya, seperti belajar, nonton TV, tidur, lalu pada malamnya makan malam, kemudian tidur, keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktifitas seperti hari kemarin, hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun !! Hingga akhirnya tiba saatnya untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur, keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktifitas yang sama seperti kemarin, sampai kapan?

Pernahkah kita merasa bosan dengan aktifitas hidup kita?

“Bila hidup ini cuman suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”

Artinya, jangan melihat aktifitas yang kita lakukan ini sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas , karena jika kita menganggap demikian, maka aktifitas kita akan amat sangat membosankan !!

Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, mungkin kamu akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya, “Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.”

Thursday, June 5, 2008

Memiliki Sikap yang Baik Dengan Berpikir Positif

Sikap yang baik bisa berawal dari cara berfikir yang baik pula, dalam hal ini adalah berfikir secara positif. Bukankah semua tindakan berasal dari apa yang ada di benak setiap orang sebelumnya?

Berfikir positif akan memupuk tanggung jawab yang besar bagi yang bersangkutan sekaligus akan menjadikan pelakunya menjadi orang yang berjiwa besar.

Berfikir positif memberikan dampak positif pula berupa tanggung jawab besar dari pelakunya karena orang yang berfikir positif selalu tidak mencari-cari alasan maupun melempar kesalahan kepada orang lain, meskipun sesuatu menimpa dirinya karena sesuatu hal yang di-sebabkan orang lain. Hal ini bukan berarti orang lain tidak dipersalahkan tetapi selalu disertai pertanyaan mengapa hal tersebut menimpa dirinya.

Misalnya dia mengalami penjambretan di jalan, maka dia juga berfikir kenapa si Jambret memilih dia sebagai korbannya? Akan terjadi evaluasi terhadap dirinya sendiri seperti misalnya, Apakah dia tampil terlalu mencolok? Apakah dia kelihatan seperti orang bingung? Apakah dia terlalu ceroboh? dan lain-lain.

Apabila sudah demikian dia merasa punya tanggung jawab yang besar untuk mengubah dirinya sendiri untuk menghindari kejadian serupa supaya tidak terulang lagi.

Berfikir secara positif harus di-dampingi pola fikir scara proporsional, karena seseorang tidak boleh berfikir bahwa orang lain itu sama persis seperti dirinya. Harus disadari kehidupan di luar sana berbeda dengan apa yang selalu diharapkan.

Bukankah tidak semua orang berfikir secara positif? Misalnya seseorang berfikir tidak akan ada orang yang berani mencuri di rumahnya karena dia berfikir positif bahwa orang-orang disekitarnya baik kepada dirinya. Kemudian yang terjadi adalah pencurian di rumahnya, hal ini terjadi karena dia berfikir “terlalu” positif, sehingga justru kejadian negatif yang dia dapatkan.

Berfikir secara proporsional bisa diartikan sebagai berfikir positif yang disertai dengan kewaspadaan bukan berarti kecurigaan.

Berfikir positif bisa mengubah energi negatif menjadi energi positif, seperti misalnya mampu mengubah masalah sebagai tantangan. Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

Untuk belajar menghadapi masalah supaya tidak merasa memiliki masalah yang paling berat adalah dengan melihat masalah-masalah yang lebih berat yang dihadapi orang lain. Akan lebih baik kalau mau belajar bagaimana orang lain mampu menyelesaikan masalah yang lebih besar itu.

Hidup akan lebih bisa dinikmati oleh orang-orang yang berfikir positif karena berfikir positif akan berdampak pula pelakunya bisa menerima setiap keadaan dengan besar hati dan lapang dada. Misalnya sedang tertimpa musibah sekalipun dia masih tetap mengambil hikmah dan sisi positif dari musibah itu, kalau rumahnya kecurian sekalipun yang ada dibenaknya selalu “untung” hanya tv saja yang dibawa maling sedang barang-barang yang lain tidak.

Cara seperti ini jelas akan meringankan beban yang dialaminya, karena kalau dia tetap fokus pada tv-nya yang hilang, maka stress yang akan didapat. Bukankah dengan stress belum tentu mengubah keadaan?

Bahkan kalau dia berfikir dengan jernih bisa jadi tv yang hilang itu bisa ditemukan lagi, seperti misalnya dengan mengingat-ingat siapa yang mungkin bisa masuk rumahnya dengan leluasa di samping keluarganya sendiri?

Tentunya hal seperti ini tidak boleh didasarkan pada sangkaan tetapi harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat.

Monday, May 12, 2008

10 Ciri Orang yang Berfikir Positif

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.
  1. Melihat masalah sebagai tantangan
    Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
  2. Menikmati hidupnya
    Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
  3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
    Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
  4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
    'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
  5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
    Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
  6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
    Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
  7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
    Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
  8. Menggunakan bahasa positif
    Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
  9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
    Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
  10. Peduli pada citra diri
    Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.

Thursday, April 24, 2008

Apa Adanya

sebuah cerita tentang seorang tentara yang akhirnya kembali ke kotanya setelah berperang di Vietnam. Tentara tersebut menelpon orang tuanya dari San Fransisco.

“Ibu dan Ayah, aku pulang, tapi ada yang ingin kutanyakan. Aku punya seorang teman yang ingin kuajak untuk tinggal bersama kita.”

“Tentu saja,” sahut orang tua tentara itu, “kami ingin sekali bertemu dengannya.”

“Ada satu hal yang harus kalian tahu,” lanjut tentara itu, “Temanku terluka sangat parah sewaktu perang. Dia menginjak ranjau dan akhirnya kehilangan satu kaki dan satu tangan. Dia tidak punya tujuan lagi sekarang, dan aku ingin dia tinggal bersama kita.”

“Kami turut bersedih atas hal itu, nak. Mungkin kita bisa membantunya untuk mencari tempat tinggal.”

“Tidak, aku ingin dia tinggal bersama kita.”

“Nak,” ayahnya berucap, “kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Seseorang yang cacat akan menjadi beban bagi kita. Kita punya tempat sendiri untuk kita tinggal dan kita tidak bisa membiarkan sesuatu mengganggunya. Aku pikir kamu pulang saja dan lupakan temanmu itu. Dia akan menemukan jalan untuk hidup dengan caranya sendiri.”

Seketika saat itu juga sang anak menutup teleponnya. Orang tuanya pun tidak pernah lagi mendengar kabar anaknya itu. Beberapa hari kemudian, sang orang mendapat telepon dari kepolisian San Fransisco. Anak mereka ditemukan tewas setelah terjatuh dari sebuah gedung, kata polisi itu. Polisi yakin bahwa itu adalah bunuh diri. Sesegera mungkin sang orang tua pergi ke San Fransisco untuk mengidentifikasi jasad anak mereka. Mereka mengenalinya tapi mereka terkejut karena menemukan sesuatu yang mereka tidak tahu, anak mereka hanya mempunyai satu tangan dan satu kaki.

Orang tua di cerita ini seperti kebanyakan dari kita. Kita begitu mudahnya menyukai orang yang berpenampilan menarik atau enak untuk dilihat, tapi kita tidak menyukai orang yang membuat kita tidak nyaman. Kia biasanya menjauhi orang yang tidak sesehat, secantik/setampan dan secerdas kita. Syukurlah, ada orang-orang yang tidak akan memperlakukan kita seperti itu. Seseorang yang mencintai kita dengan apa adanya serta menerima kita menjadi bagian keluarga.

http://trisulo.com/id/

Prinsip 90/10 dari Stephen Covey

Menurut prinsip ini, 10% dari kehidupan kita terdiri dari apa yang terjadi kepada kita, selebihnya (90%) tergantung dari sikap kita dalam menghadapinya. Artinya, kita tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi kepada kita "CUMA" 10% itu.

Kita tidak dapat mencegah mobil kita dari kerusakan. Pesawat kita mungkin di delay yang menyebabkan semua schedule kita berantakan. Mungkin kita juga akan di salip oleh pengemudi lain di jalan. Kita tidak dapat mengontrol factor 10% ini. TETAPI, yang 90% adalah hal yang lain. Kita dapat menghendaki bagaimana kita menjalani 90% itu.

Bagaimana caranya? Dari reaksi kita

Kita tidak dapat mencegah lampu lalu lintas berganti ke merah, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita terhadap hal tersebut. Jangan tertipu! – Hanya KITA yang (pasti) dapat mengontrol reaksi kita sendiri.

Contoh:
Anda sedang menikmati sarapan pagi sekeluarga dan tanpa di sengaja anak Anda menumpahkan kopi ke pakaian kerja Anda. Anda tidak dapat mengontrol apa yang barusan terjadi, namun apa yang akan terjadi selanjutnya akan sepenuhnya bergantung kepada bagaimana reaksi Anda terhadap kejadian ini.

Anda mengutuki diri sendiri (menggerutu)...

Anda memarahi anak Anda karena telah menumpahkan kopi tersebut. Anak Anda kemudian menangis karena di marahi. Setelah memarahi anak Anda, Anda kemudian mengkritik istri Anda karena meletakkan cangkir kopi Anda terlalu di pinggir meja. Kemudian Anda dan istri Anda pun bertengkar sejenak. Anda lalu lari ke kamar untuk mengganti pakaian Anda. Di meja makan, anak Anda yang sejak dari tadi menangis tidak dapat menhabiskan sarapan paginya dan mengganti pakaiannya untuk sekolah. Dia pun ditinggal bis sekolahnya dan istri Anda harus segera berangkat ke kantornya. Anda langsung menuju ke mobil Anda dan mengantar anak Anda ke sekolahnya. Karena sudah agak terlambat, Anda pun mengendarai mobil dengan sedikit mengebut. Anda sampai di sekolah anak Anda setelah terlambat 15 menit dan mendapatkan surat tilang karena mengebut. Anak Anda pun langsung lari masuk ke sekolah tanpa pamit kepada Anda terlebih dahulu. Setelah dari sekolah, Anda langsung ngebut ke kantor karena sudah terlambat 20 menit. Sesampai di kantor, Anda baru sadar bahwa Anda lupa membawa tas kerja Anda. Karena Anda sudah memulai hari Anda dengan tidak bagus, hal ini akan terus berlanjut hingga jam pulang nanti. Anda pun mulai tidak sabar untuk menanti sampai pukul 5 nanti, dimana Anda ingin segera pulang. Sesampai di rumah, Anda mendapati bahwa situasi di rumah pun tidak begitu ramah. Ada sedikit jarak antara Anda dan istri dan anak Anda.

Mengapa demikian? Semua ini karena reaksi Anda di pagi hari tadi
Apa penyebab hari buruk Anda?
A. Apakah karena kopi yang tumpah?
B. Apakah karena anak Anda?
C. Apakah karena Anda di tilang polisi?
D. Apakah Anda penyebabnya?

Jawaban yang benar adalah: D.

Apa yang terjadi dengan kopi Anda memang di luar dari kendali Anda, namun reaksi Anda terhadap kejadian tersebut lah yang menyebabkan Anda memiliki hari yang buruk.

Berikut adalah apa yang dapat dan seharusnya terjadi atas kejadian tersebut:

Anda tertumpah kopi dan anak Anda sudah mulai menangis. Anda seharusnya menenangkannya sambil berkata, "Ga pa pa kok say, kamu hanya perlu lebih hati-hati aja lain kali." Lalu sambil membersihkan baju Anda dengan handuk kecil, Anda bergegas ke kamar Anda untuk menukar pakaian. Setelah selesai berpakaian, Anda mengambil tas kerja Anda dan kembali ke meja makan sambil melihat anak Anda yang melambai ke arah Anda sedang menaiki bis sekolahnya. Anda pun dapat sampai di kantor 5 menit lebih awal dan berbincang-bincang sebentar dengan rekan-rekan kerja Anda. Bahkan bos Anda juga memberi komentar yang positif terhadap perilaku Anda yang sedang senang hati hari itu.

Dapatkah di lihat perbedaan antara 2 skenario di atas? Mereka mempunyai awal yang sama, namun akhir yang berbeda..

Mengapa?

Semuanya tergantung bagaimana sikap Anda dalam menghadapi situasi tersebut.

Anda memang (pasti) tidak dapat mengontrol apa yang akan terjadi pada Anda (factor 10%), tetapi reaksi dan sikap Anda (pasti) dapat mempengaruhi factor yang 90%.

Berikut adalah beberapa saran untuk mengaplikasikan prinsip 90/10 dalam kehidupan kita sehari-hari:

Apabila ada beredar komentar negatif mengenai Anda, janganlah di serap begitu saja. Anda seharusnya dapat bersikap cuek. Jangan biarkan komentar negative tersebut mempengaruhi hidup Anda..!!! Bersikaplah sewajarnya dan hari-hari Anda akan lebih membaik. Reaksi yang salah mungkin akan mengakibatkan Anda kehilangan seorang teman baik, di pecat dari pekerjaan atau mengidap stress yang berkepanjangan.

Bagaimana seharusnya sikap Anda terhadap pengemudi yang tiba-tiba menyalip di depan Anda? Apakah Anda akan marah? Membanting kemudi mobil Anda? Menghujat? Apakah tekanan darah Anda semakin tinggi? Apakah Anda akan mencoba untuk menabrak mobil tersebut? Siapakah yang akan peduli apabila Anda datang ke kantor lebih telat 10 detik? Jangan sampai karena kejadian tersebut, mood Anda berubah jadi tidak bagus.

Ingatlah akan prinsip 90/10 ini, dan janganlah Anda terlalu khawatir.

Anda menerima kabar bahwa Anda akan di pecat dari pekerjaan Anda. Janganlah Anda menjadi stress, tidak bisa tidur dan jadi bad-mood. Semuanya ini dapat Anda lewati. Anda seharusnya dapat memakai waktu dan peluang ini untuk mencari pekerjaan yang baru

Pesawat yang akan Anda tumpangi ternyata delay dan Anda tahu bahwa hal ini akan merusak semua rencana Anda untuk hari itu. Janganlah Anda memarahi awak pesawat tersebut? Ini juga sebenarnya di luar dari kendali awak pesawat tersebut. Dia juga sebenarnya tidak mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Seharusnya, Anda dapat menggunakan waktu luang tersebut untuk belajar atau mencoba untuk lebih mengenal penumpang yang lain. Janganlah Anda menjadi stress karena hal ini hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih buruk.

Nah.. sekarang Anda sudah mengetahui dan mempelajari prinsip 90/10. Cobalah untuk menerapkan prinsip tersebut pada kehidupan sehari-hari Anda dan percayalah, bahwa hidup Anda akan jauh menjadi lebih baik lagi.

Prinsip 90/10 adalah sesuatu yang menakjubkan, dan belum banyak daripada kita yang mengetahui dan mengaplikasikannya di kehidupan kita. Oleh karena itu banyak daripada kita yang mengalami stress yang berlebihan, masalah dan sakit hati.

Bukankah kita semua harus dapat mengerti dan mengaplikasikan prinsip 90/10 ini?

(by: William)
http://www.gsn-soeki.com/wouw/search.php?stext=Stephen+Covey

Belajar Menerima Kekalahan

Dalam perjalanan hidup manusia tak akan pernah luput dari kekalahan dan kemenangan. Kekalahan kemenangan ini jangan hanya diartikan sempit terjadi dalam suatu kompetisi atau pertandingan saja, tetapi banyak hal di dalam kehidupan ini dapat diartikan sebagai kekalahan dan kemenangan diri.

Saat kita berhasil lulus kuliah dengan nilai yang baik, kita akan sangat merasa bahagia karena kita pasti akan merasa waktu 4 tahun belajar tidak sia-sia belaka, kita berhasil, kita menang melawan nafsu-nafsu untuk akhirnya mendapatkan nilai yang bagus. Kemenangan diri bisa diartikan kesukseksan yang bisa kita capai.

Lawan dari kemenangan, adalah hal yang terkadang sulit kita terima, yaitu kekalahan. Kekalahan sangat menyakitkan apabila kita sangat berharap dan tidak mendapatkannya, terlebih bila tidak disertai perasaan untuk menerima kekalahan tersebut.

Banyak orang merasa gagal dan tidak memiliki semangat hidup lagi saat menerima kekalahan tersebut. Bahkan terkadang kekalahan ini membawa emosi jiwa yang berlarut-larut dan akhirnya membawa kita dalam keadaan depresi dan merasa sangat tidak berguna.

Frustasi karena putus cinta juga merupakan suatu kekalahan diri, apabila kita tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Kita berharap suatu keadaan bahagia bersama pasangan, kita menerima perasaan cinta pasangan kita, dan suatu hari kita harus sadar kita sudah tidak bersama dia, bahwa dia bukan jodoh kita. Rasanya kenyataan ini begitu pahit, kita tidak bisa menerima kenyataan, dan kita terus dihantui rasa sedih. Bukankan ini berarti kita kalah untuk melawan rasa frustasi tersebut, apabila dibiarkan berlarut-larut?

Dalam kekalahan, bukan selalu berarti kita kalah, kita masih bisa menang, kita masih bisa mencapai keadaan yang kita harapkan, tetapi hal utama bangkit dari kekalahan adalah tekad dan kemauan dalam diri kita, dan juga kerelaan menerima kenyataan bahwa yang kita harapkan tidak selamanya bisa menjadi kenyataan. Inilah dinamika kehidupan. Inilah perjalanan hidup manusia, dimana terkadang kekalahan itu juga memiliki makna yang dalam. Dengan kekalahan, kita diterpa untuk berusaha. Dengan kekalahan, kita dipaksa untuk membuka mata kita terhadap kemenangan orang. Dengan kekalahan, kita belajar untuk menerima dan bersikap rendah hati. Dengan kekalahan, kita diharapkan bangkit. Dengan kekalahan, kita bisa menatap hal-hal indah di sekitar kita.

Hidup ini begitu indah, banyak waktu yang terbuang apabila hanya kekalahan dan kegagalan saja yang dipikirkan. Banyak hal dalam hidup ini yang masih bisa kita capai. Mentari yang akan datang, pasti akan bersinar lebih indah bila kita tatap dengan semangat baru untuk bangkit dari kekalahan ini.

www.gsn-soeki.com

Thursday, April 17, 2008

Keberhasilan Sebuah Tim

Tak seorangpun mampu untuk menggolkan sebuah bola ke gawang lawan seorang diri meski dia seorang maestro pemain bola terhebat sekalipun. Meski sedemikian sempurnanya keadaan di lapangan pastilah diperlukan umpan, kerjasama, semangat, dan keyakinan penuh untuk meraih kemenangan, bukan!?

Demikian halnya dengan jabatan yang kita emban, seberapa tingginya tidak ada manfaatnya bila tiada seorangpun mau memberikan umpan yang dapat anda tendang jadi sebuah goal tujuan aktivitas yang kita lakukan. Pahamilah, sebesar apapun keberhasilan yang diraih bukanlah milih seorang, namun milik semua orang yang terlibat di dalamnya, pemain, pelatih, pemilik kesebelasan, sampai penonton sekalipun, karena memang ribuan tetesan peluh, pikiran, dan gempalan-gempalan tenaga menyatu bersama.

Apakah kita sedang bermain untuk diri sendiri atau tim kerja? Jawaban itu dapat kita gunakan untuk memahami apa arti sebuah keberhasilan. Keberhasilan dan kegagalan memang bukan milik perseorangan melainkan adalah milik bersama sebuah tim. Jadi mengapa kadang kita dapati bila sebuah tim berhasil dengan gemilang seakan menjadi milik sendiri sedangkan bila kegagalan diperoleh pastilah kesalahan bersama. Dengan demikian rasanya tak perlulah kita bersikap merasa orang yang paling hebat dalam sebuah tim, bukan!!!??

Mengapa Manusia Enggan Berubah

Empat Belas Alasan Mengapa manusia enggan berubah yang berhasil diidentifikasi oleh John C. Maxwell

Change is not made without inconvenience, even from worse to better
Richard Hooker

1. Perubahan itu bukan datang dari orang tersebut
Kebanyakan sikap kita terhadap perubahan lebih ditentukan oleh "Apakah saya yang mempeloporinya" atau "Orang lain yang mempeloporinya".
John C. Maxwell

2. Gangguan Terhadap Rutinitas
Pertama-tama kita membentuk habit. Tapi kemudian habit akan membentuk kita
John C. Maxwell
Untuk berubah kita harus punya kemampuan belajar dua hal sekaligus, satu, belajar membuang kebiasaan kebiasaan lama (To Unlearn) dan dua, mengadopsi atau belajar (to learn) tentang hal-hal yang baru.

3. Perubahan Menimbulkan Ketakutan-ketakutan terhadap Sesuatu yang Baru
Kebanyakan kita lebih familier dengan masalah-masalah lama ketimbang solusi-solusi baru. Ketika segala sesuatu berubah, memasuki dunia baru dapat diibaratkan bagai masuk hutan yang gelap tanpa petunjuk jalan, peta dan kompas. Bahkan disana tak ada penghuni sama sekali. Untuk menghadapi perubahan, adakalanya Anda wajib meruntuhkan seluruh bangunan lama yang sudah ada disana. Bukan sekedar menempelkan bangunan-bangunan baru di sekitar gedung lama.

4. Tujuan Perubahan Tidak Jelas
Ketika suatu keputusan dibuat, semakin jauh seorang karyawan mendengarnya dari pengambil keputusan maka semakin besar pula keenganan untuk menerimanya.
John C. Maxwell

Perubahan selalu melibatkan visi, yang artinya "ada sesuatu yang dapat dilihat seseorang", sementara yang lainnya belum tentu mampu melihatnya. Tugas Anda adalah membuat agar apa yang Anda lihat itu dapat juga dilihat dengan jelas oleh orang-orang Anda.

"Ngapain sih yang sudah bagus-bagus dan enak kok diubah lagi?" Orang-orang yang bergumam demikian biasanya belum bisa melihat apa yang Anda lihat. Mungkin mereka melihatnya, tetapi masih samar-samar, dan cara melihat atau perspektifnya tidak sama.

Untuk membuat mereka jelas maka idealnya semua orang harus menerima informasi dari tangan pertama. Dengan begitu, mereka lebih familiar dan lebih nyaman. Selalu saja terdapat perbedaan "rasa" melihat dari tangan pertama dengan melihat dari tangan kedua atau ketiga. Maka usahakanlah memberikan "First Hand Information" kepada mereka yang Anda anggap penting dalam perubahan ini.

5. Perubahan Menimbulkan Rasa Takut Kegagalan
Banyak orang yang memilih untuk sekedar bermain agar "jangan sampai kehilangan" (Play to not-lose) daripada "bermain untuk menang" (Play to win). Kedua sikap ini tentu berbeda. Orang-orang yang masuk dalam kategori pertama cenderung menghindari resiko. Mereka ibaratnya menjaga anaknya dengan dengan penuh hati-hati saat sedang belajar naik sepeda. Mereka tak membolehkan anaknya jatuh dari sepeda meski jatuh itu akan membuatnya lebih berhati-hati. Kalau sekolah, prinsipnya adalah "yang penting lulus saja" atau "yang penting tidak drop out". Orang-orang ini berbeda dengan kelompok kedua yang cenderung lebih berani dalam menghadapi kegagalan. Bagi mereka "kegagalan adalah Ibu Penemuan". Dengan kegagalan mereka menjadi lebih berani menghadapi hidup.

6. Pengorbanan yang Diberikan Terlalu Besar
"Pengorbanan" sering kali bukan merupakan cerminan dari sesuatu yang terjadi sesungguhnya, melainkan cerminan dari apa yang dipikirkan seseorang. Dengan kata lain, persepsi terhadap perubahanlah yang membentuk pandangan-pandangan seseorang. Manusia pada dasarnya engan menerima suatu perubahan manakala ia mempunyai persepsi bahwa ia mempunyai persepsi bahwa pengorbanan yang harus diberikan lebih besar daripada manfaat yang akan diterimanya.

Manusia selalu menimbang-nimbang hubungan antara manfaat/mudarat, keuntungan/kerugian personal yang akan dialami, dan tentu saja manfaat/kerugian organisasi/bangsanya. Untuk mendorong perubahan dibutuhkan keyakinan bahwa manfaat yang akan diterima lebih besar daripada pengorbanan-pengorbanan yang harus diberikan.

7. Sudah Puas dengan Kondisi Sekarang
Suatu ketika manusia akan mengalami atau memasuki zona kenyamanan (Comfort Zone) dan memeluk erat-erat selimut kenyamanan (security blanket)-nya. Hampir setiap kanak-kanak punya selimut tersebut.

Tak ada cara lain untuk mengubah manusia kecuali membuatnya sadar dengan ia sendiri yang mengubahnya.

Dalam pekerjaan, bisnis, atau pemerintahan, sebetulnya sikap manusia sama saja. Kebanyakan kita lebih memilih untuk mati daripada berubah. Kita biarkan semua berjalan seperti sebelumnya, walaupun kita sudah menuju pada jurang kehancuran. Orang-orang dewasa suatu ketika juga akan memasuki zona kenyamanan itu dan memeluk erat-erat selimut rasa amannya. Mereka bahkan enggan melepaskannya. Selama manusia sudah merasa puas dan nyaman, perubahan akan sulit diwujudkan.

8. Pikiran-pikiran Negatif
Mereka yang berpikiran negatif akan menghadapi kekecewaan di masa depannya..
John C. Maxwell

Perubahan tentu saja akan sulit dilakukan selama orang-orang punya pikiran negatif. Orang-orang yang berpikiran negatif akan selalu mencari argumentasi bahwa perubahan yang dilakukan salah dan menyimpang. Orang-orang yang berpikiran negatif akan selalu menciptakan halangan-halangan dan tentu saja dapat Anda temui di manapun Anda berada. Tapi hukum alam mengatakan, mereka yang tidak mau berubah akan menemui kesulitannya sendiri.

9. Para Pengikut Tak Punya Respek Pada Pemimpinnya
Pemimpin bisa gagal melakukan perubahan kalau pengikut-pengikutnya kurang respek. Tanpa Integritas, seorang pemimpin tak akan dituruti, kata-katanya tak akan bertuah.

10. Kecemasan Seorang Atasan
Kecemasan bukan hanya ada di bawah, melainkan juga di atas. Banyak kegagalan organisasi yang juga disebabkan oleh persoalan di lini atas, yaitu atasan-atasan yang tidak kompak, saling menyalahkan dan cemas terhadap perubahan yang telah mereka canangkan sendiri. Mereka ingin berubah , tetapi tidak mau menerima akibat-akibat negatifnya, seperti kritik pedas, demo karyawan, surat kaleng, salah arah, kehilangan tunjangan-tunjangan, takut kehilangan jabatan. Mereka kadang menganggap kritik sebagai serangan terhadap hidup pribadinya, bukan sebagai cambuk untuk perbaikan.

11. Perubahan Bisa Berarti Kehilangan Sesuatu
Dalam setiap perubahan, orang selalu menimbang-nimbang apa yang bakal terjadi pada hidup pribadinya. Setidaknya ada tiga kelompok yang berbeda dalam menerima akibatnya.
(1). Mereka yang dirugikan,
(2). Mereka yang tidak banyak terpengaruh, dan
(3). Mereka yang bakal diuntungkan.

Mereka yang merasa akan menjadi korban atau harus lebih banyak berkorban jelas akan sangat merasa diperlakukan tidak adil, dan tentu saja menghambat/enggan terhadap perubahan. Maka, sekecil apapun, cobalah menghindari perlakuan-perlakuan kurang adil dalam perubahan. Setiap pihak harus diupayakan menerima efek perubahan dengan porsi yang sama.

12. Perubahan Menuntut Tambahan Komitmen
Setiap melakukan perubahan, manusia selalu akan memikirkan tambahan beban kerja dan waktu seperti apa yang harus diberikan untuk melengkapi perubahan tersebut? Dalam banyak hal, perubahan menuntut komitmen waktu. Mustahil Anda mengubah sesuatu tetapi tidak berani mengawalnya. Anda harus berada dalam denyut nadi perubahan itu bersama-sama.

13. Berpikir Sempit
Orang-orang berpikiran sempit tak bisa melihat kebenaran. Mereka hanya mempercayai jalan pikirannya sendiri, yaitu jalan pikiran yang sudah membentuknya selama bertahun-tahun. Sebagian besar dari mereka jarang bergaul ke luar atau kalau bergaul ke luar, mereka selalu terasing, mengisolasi diri dari faktor-faktor luar, membentengi diri dengan believe-nya sendiri. Secara akademik mereka bisa saja pintar. Bisa saja mereka sekolah di luar negeri. Tetapi selama di luar negeri bisa jadi mereka hanya bergaul di kalangan terbatas, yaitu kalangan yang "sama" seperti mereka sehingga sulit menerima yang berbeda.

Orang-orang yang berpikiran sempit akan selalu menciptakan halangan-halangan untuk perubahan dengan alasan untuk kebaikan menurut versi mereka sendiri. Tapi terhadap mereka, Anda tidak boleh menghindar, melainkan harus menghadapi secara ksatria. Ubah sebisanya, walaupun sangat sulit. Dengan menghadapi orang-orang ini setidaknya anda telah menunjukkan keberanian Anda terhadap mereka yang pasif. Anda mungkin harus menjauhi orang-orang ini dan tidak perlu menganggap kehadirannya dengan serius, tetapi ia bisa saja menularkan pikiran-pikiran sempitnya pada orang-orang berpengaruh.

Ada dua tipe orang berwawasan sempit. Mereka berwawasan sempit namun jujur dan tidak jahat, dan mereka yang sempit namun tidak, berprasangka buruk, berpikiran negatif dan tidak menyenangkan.

Terhadap pihak pertama, Anda tidak perlu mencemaskannya, cukup diajak saling menghormati pikiran masing-masing. Tugas anda adalah melepaskan tali temali yang membelenggu tangan, kaki dan pikiran-pikiran mereka.

Terhadap yang kedua, Anda perlu mewaspadainya dan membentengi orang-orang baik dari serangan peluru gelapnya. Ia bisa saja mengatakan telah mendengar banyak hal negatif tentang anda (dan perubahan yang Anda lakukan) dan merasa "kupingnya panas", padahal kuping itu panas karena mulutnya sendiri. Ia bisa mengganggu perubahan atas nama "kebenaran". tetapi ia tidak akan memperoleh dukungan karena ketidakjujurannya.

14. Terperangkap tradisi
Kita Semuanya terpenjara, namun beberapa diantara kita berada dalam sel berjendela. Dan beberapa lainnya dalam sel tanpa jendela
Kahlil Gibran
Manusia yang terikat oleh tradisi bisa sampai sulit untuk berubah.


diambil dari buku "Change" Oleh Rheinald Kasali, Ph.D,
Isinya sangat bagus dan bisa meng-inspirasi kita, bagus dibaca untuk semua kalangan

Jangan Pernah Berhenti!

Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford. Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : 'never give up' (jangan pernah berhenti).

Sejenak saya merasa ini biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.

Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder. Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal 'T' yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya.

Tidak bisa tidur beberapa minggu, stres atau jatuh sakit, itu sudah biasa. Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di tempat saya mengajar.

Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan. Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka miliki demikian menggunung. Dari dipenjara, hampir dibunuh, disiksa, dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang.

Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet untuk tidak pernah berhenti ini, sering bersembunyi banyak kesempurnaan hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat batu berlobang. Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.

Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak, saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur Bali. Yang membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini saya dan istri bertemu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian menghibur.

Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi, ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya susah sekali melupakan kenangan manis bersama penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam, tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri.

Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan kerjanya dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto, demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan.

Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan, semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti.

Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di kantor yang diikuti keinginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : Never Give Up!!!

Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas. Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : jangan pernah berhenti.

Saya kerap merasa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan pembantu di atas. Bayangkan, sebagai konsultan, pembicara publik dan direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan tetapi, mereka memiliki mental never give up yang lebih mengagumkan.

Kadang saya sempat berfikir, jangan-jangan tingkatan sosial dan penghasilan yang lebih tinggi, tidak membuat mental never give up semakin kuat. Kalau ini benar, orang-orang bawah seperti pembantu, pedagang bakso, satpam, supir, penyanyi rendahan, dan tukang kebunlah guru-guru sejati kita.

Jangan-jangan pidato inspiratif Winston Churchill - sebagaimana dikutip di awal - justru diperoleh dari guru-guru terakhir.

Tuesday, April 8, 2008

Be A Winner

Dark is the night-I can weather the storm
Never say die-I’ve been down this road before

I’ll never quit
I’ll never lay down
See I promised myself
I would never let me down

So I’ll never give up-Never give in
Never let a ray of doubt slip in
And if I fall I’ll never fade
I’ll just get up and try again
Never lose hope Never lose faith
There’s much too much at stake
Upon myself I must depend I’m not looking for a place ashore
I’m gonna win

Won’t stop me now
There’s still a ways to go Some way somehow
Whatever it takes
I know Now is the time, for me to stand
Here is my chance, that’s why i never give up
(Bryan McKnight - Win)

Tulisan tersebut hanyalah sepenggal lirik yang diambil dari lagu yang sangat saya sukai ini, sebuah lagu yang selalu bisa mengingatkan untuk selalu tegar dalam berusaha di kehidupan ini, kenapa??

"Be a Winner" - "Menjadi Seorang Pemenang"
Itulah Tujuan Kita Dalam hidup ini, menjadi seorang pemenang. Siapa itu pemenang??
Pemenang adalah orang-orang yang menang dalam usahanya untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang dicintainya. Pemenang selalu berpikir meraih kesuksesan dalam jangka yang panjang. Pemenang selalu berusaha membuat semuanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pemenang adalah orang yang lulus ujian mental selama hidupnya.
Jika Dilihat dari lirik lagu tersebut, kita dapat mempelajari bahwa pemenang adalah orang-orang yg mempunyai sifat-sifat berikut ini :

1. Be A Diamond
Seseorang yang tangguh dalam hidupnya akan selalu berusaha menghadapi segala tantangan yang ada di depannya. Berapa banyak dan kuatnya tantangan/halangan itu menerpanya dia akan selalu berusaha melawannya. Seperti halnya sebuah berlian (diamond) akan tetap sekeras awalnya jika terus ditekan halangan-halangan didepannya pada saat menggali (Dark is the night-I can weather the storm)

2. Never Say Die
Mungkin inilah yang disebut dengan perang melawan tantangan yang ada di depan kita suatu saat nanti. Tidak pernah berkata mati jika kita sudah yakin pada jalan yang telah kita ambil untuk hidup ini. Tapi Jalan yang dimaksud adalah jalan yang lebih baik dari sebelumnya. Jika Kita merasa bahwa jalan kita sudah baik, tanyakanlah pada diri anda, apakah masih ada orang lain yang kehidupannya lebih baik dari saya sekarang ini??Apakah Saya telah berhasil membawa orang lain sukses bersama saya, jika ya, berapa banyak, masihkah bisa saya membawa lebih banyak orang lagi??Apakah jalan Saya menjadikan Saya menjadi lebih baik dari hari kemarin??dan Apakah jalan saya membawa orang lain menjadi lebih baik dari hari kemarin?? teruslah tanyakan pada diri anda sendiri, apakah anda sudah total dalam jalan yang Anda yakini bisa memenuhi pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas??(Never say die-I’ve been down this road before)

3. Never Quit-Never Lay Down
Jangan pernah berhenti dan menyerah begitu saja dalam meraih kesuksesan di kehidupan ini pada apa yang ada di depan kita. Kegagalan hanyalah sebuah akar kesuksesan, yang harus anda olah menjadi sebuah rangkaian kesuksesan di masa depan Anda. Jika Anda menyerah pada kegagalan ini, maka bisa dibilang Anda hanyalah seorang Looser. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa Anda tidak akan menyerah dalam berusaha, ucapkan dengan lisan dan tanamkan dalam hati. (I’ll never quit I’ll never lay down, See I promised myself I would never let me down)

4. Jika Anda Gagal, Bangunlah dan Terus Mencoba
Kegagalan adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan seseorang sebelum dirinya mencapai kesuksesan. Tiada kesuksesan tanpa kegagalan. Jika Anda Mengalami kegagalan, yang harus dilakukan adalah menyikapinya dengan positif. Jika Anda Baca profil orang-orang yang sukses di dunia ini, ternyata kegagalan mereka lebih banyak dibandingkan dengan kesuksesannya. Jika Anda menyikapi kegagalan dengan sebaliknya, maka bisa "Looser" lah julukan Anda. (if I fall I’ll never fade, I’ll just get up and try again).

5. Harapan
Seorang Pemenang selalu mempunyai harapan yang besar dalam hidupnya yang disebut dengan impian. Sayang, tidak semua orang tidak dapat membedakan impian dengan keinginan. Impian adalah sesuatu yang jika tidak terpenuhi, Anda akan menangis karenanya; sesuatu yang jika ada rintangan menghalangi impian Anda, Anda akan terus berusaha meraih impian tersebut. Milikilah impian anda, cari sebuah jalan terbaik untuk mewujudkannya, dan lakukanlah. Jangan serahkan impian Anda hanya kepada sebuah kegagalan atau lingkungan yang negatif. Impian Anda hanya untuk Anda, kegagalan atau sebuah lingkungan yang negatif tidak dapat mewujudkan impian tersebut. Pertahankan selalu, lakukan, dan Anda akan menjadi seorang pemenang suatu saat nanti. (Never lose hope Never lose faith There’s much too much at stake Upon myself I must depend I’m not looking for a place ashore I’m gonna win)

Janganlah berhenti, banyak jalan lain yang bisa Anda tempuh dalam meraih kesuksesan untuk impian Anda. Apapun resikonya Anda harus menghadapinya sepenuh hati. Inilah saatnya Anda berjuang untuk menjadi seorang pemenang. (Won’t stop me now, There’s still a ways to go Some way somehow, Whatever it takes, I know Now is the time, for me to stand Here is my chance, that’s why i never give up)

Never Give Up dan Sukses Selalu Untuk Anda!!

Human Development

Hari ini saya ingin membagi pengetahuan saya mengenai sebuah pendekatan pengembangan sumber daya manusia kepada Anda. Hal ini baru saya pelajari dari kegiatan human resource and personnel management training program. Sebuah pengetahuan yang membuat saya mengucapkan Alhamdulillah karena mendapatkannya. Sedikit pengetahuan ini kebetulan erat hubungannya dengan bisnis yang saya geluti ini. Jadi ilmu yang baru saya pelajari dapat digunakan baik di bisnis yang saya tekuni maupun di pekerjaan sebagai karyawan perusahaan di bidang sumber daya manusia (Alhamdulillah). Saya bukan bermaksud membangga-banggakan atau sombong karena saya mengikuti bisnis ini dan menyuruh anda masuk ke dalam bisnis ini, tidak-sama sekali tidak. Tapi yang saya maksudkan hanya menginformasikan bahwa saya telah mengikuti sebuah konsep bisnis yang memang fokus terhadap pengembangan sumber daya orang-orang yang menekuninya, sebuah pengembangan yang mungkin bisa membawa kami menjadi orang yang lebih baik lagi dalam segala hal. Oleh karena itu jika Anda ingin mendapatkan sebuah sarana pengembangan pribadi Anda yang tak terbatas secara alami serta mendapatkan sebuah keuntungan juga dalam hal materi, saya anjurkan Anda mengikuti apa yang saya lakukan di bisnis ini.

Menurut training program yang saya ikuti ini, ada dua pendekatan pengembangan sumber daya manusia di era global ini. Pertama yaitu pendekatan psikologi atau pendekatan dari sumber daya manusianya sendiri dan pendekatan budaya atau pendekatan dari pengaruh lingkungan budaya. Tapi yang ingin saya share ilmunya adalah dari sisi pendekatan psikologi.

Ada beberapa pakar psikologi yang masing-masing memberikan pendapat bahwa pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:

1. David McClelland (Achievement Motivation)

Menurut McClelland, di Indonesia ini pengembangan sumber daya manusianya sangat statis atau tidak naik-naik atau malah turun (mudah-mudahan kita tidak termasuk individu yang semakin turun perkembangannya) dikarenakan kurangnya motivasi. Motivasi adalah segala sesuatu yang dapat menggerakkan manusia untuk melakukan sesuatu. Jika Anda ingin melakukan sesuatu, bahan bakar yang harus Anda dapatkan adalah motivasi untuk melakukannya. Sesuatu hal yang dikerjakan tanpa motivasi tidak dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Motivasi memberi Anda energi tambahan untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan hal yang Anda inginkan. Menurut McClelland ada beberapa ciri dari orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu:

- Mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap penyelesaian kerja

Sebagai contoh saya mempunyai sebuah tanggung jawab yang bukan hanya sebagai lelaki yang akan menafkahi keluarganya (saya mohon maaf bukan bermaksud tinggi hati, tapi memang demikianlah saya selalu berusaha dan saya pun berharap Anda juga mempunyai sikap demikian), tapi saya mempunyai impian yang harus saya raih melalui proses menyelesaikan pekerjaan di bisnis ini dalam hal membantu orang lain meraihnya juga.

- Mempunyai program kerja konkrit, realitis, dan berjuang keras mencapainya

Jika saya tidak mempunyai sebuah program kerja yang konkrit dan saya sama sekali tidak berjuang keras melaksanakannya, kapan saya bisa mendapatkan impian tersebut yang tentunya ingin diwujudkan secepat mungkin.

- Orientasinya adalah prestasi

Prestasi saya dalam bisnis ini adalah bagaimana saya membantu orang sebanyak-banyaknya dengan hati yang ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dari bantuan tersebut. Karena saya sangat percaya bahwa imbalan berupa rezeki akan datang jika kita melakukan banyak amal dari pekerjaan yang saya lakukan sebelumnya. Semakin banyak orang yang saya Bantu itulah ukuran prestasi saya.

- Menerima Feedback (umpan balik dari siapapun)

Sebagai orang yang mempunyai motivasi tinggi Anda akan menerima sebuah umpan balik positif dari siapapun anda berhubungan dengannya yaitu selama motivasi tersebut berada pada jalur yang positif juga.

- Time Management

Seorang bermotivasi tinggi mempunyai ilmu time management dalam menjalani hidupnya, dia pandai memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam urusan bisnisnya maupun kehidupan pribadinya. Hal inilah yang baru saya sadari bahwa time management haruslah dikuasai. (maafkan saya sayank,,hehehe)

- Ingin dikenal atau dikenang sebagai orang yang sukses

Inilah salah satu hal yang ingin saya dapatkan, sebuah penghargaan berupa dikenal oleh orang-orang yang saya bantu dalam bisnis ini. Merupakan sebuah kebanggaan besar dalam hidup ini jika Anda dikenang sebagai orang yang sukses dan mempunyai sikap positif dalam menyambutnya.

Itulah mengapa pentingnya sebuah motivasi dalam kehidupan Anda dalam melakukan semua yang Anda kerjakan demi mencapai tujuan Anda. Sekali lagi saya bersyukur bisnis ini dapat memberikan sebuah motivasi tambahan dalam menjalani hidup.

2. Everett Hagen (Creativity & Innovation)

Menurut Hagen kenapa perkembangan sumber daya manusia Indonesia ini selalu statis, disebabkan karena sumber daya manusia Indonesia kreatifitasnya sangat rendah dan akhirnya menyebabkan inovasi yang rendah juga. Dulu orang-orang Malaysia belajar di Indonesia, tapi sekarang kebalikannya. Orang-orang Indonesia hanya bisa mempunyai pekerjaan sebagai pekerja di negerinya sendiri yang seluruh dunia tahu, bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Jika kita mempunyai kreatifitas dan inovasi, tentunya kekayaan tersebut dapat kita olah sendiri dan konsumsi sendiri. Akan tetapi sebaliknya, perusahaan asing datang ke Indonesia, memanfaatkan alam kita dan sekali lagi kita hanya menjadi pekerja mereka. Bukannya menjelekkan negeri dan bangsa sendiri, tapi saya hanya ingin mengajak Anda untuk untuk merenungkan apa maksud saya semua ini.

Indonesia adalah satu-satunya negara yang sebagian besarnya (80%) hidup karena pajak, penghasilan Anda dipajak, makan Anda, belanja Anda, Telepon Anda, hamper semua yang kita dapat dari uang yang kita keluarkan masuk ke pajak. Sedangkan orang-orang asing sendiri yang membangun perusahaannya di negeri kita ini hanya membayar pajak sedikit dibanding kita anak bangsanya sendiri. Negara maju tidak membebankan pajak kepada rakyatnya, melainkan hanya diambil dari sektor bisnis saja. Semakin banyak warga negaranya yang kreatif dan inovatif, semakin maju juga perkembangan negara tersebut. Be creative, be innovative!!

3. Daniel Goleman (Development Emotional Intelligent In The Workplace)

Tahukah Anda, bahwa jika sebuah hasil kerja yang maksimal yang Anda dapatkan bukan hasil dari kemampuan inteligen Anda, tapi berasal dari faktor emosional Anda.

Hanya 20% saja kita membutuhkan IQ untuk melakukan semua hal yang kita kerjakan, sisanya sebanyak 80%, jika Anda ingin menghasilkan segala sesuatu dengan sangat baik, Anda membutuhkan sebuah kecerdasan emosional (EQ), sebuah kecerdasan yang kami pelajari dan selalu diterapkan dalam pekerjaan kami di bisnis ini. Menurut Goleman jika Anda ingin berkembang kembangkanlah kecerdasan emosional Anda dalam lingkungan kerja atau bisnis Anda. Sebagai contoh kenapa Indonesia tidak pernah berkembang dalam segala aspeknya, salah satunya adalah kebanyakan orang-orangnya hanya memakai kecerdasan inteligensia saja, kecerdasan emosionalnya hanya dilibatkan sedikit bahkan sama sekali tidak dipakai. Sebagai contoh jika ada orang sekitar di lingkungan kerja kita mendapatkan kebahagian atau promosi jabatan yang lain kebanyakan sirik, saling menjatuhkan, atau dapat dengan jelas kita lihat kegiatan saling menggulingkan setiap pemerintahan oleh mahasiswa atau orang-orang yang hanya mengedepankan kecerdasan intelegensiannya, yang berpikir sayalah yang lebih baik dari dia, saya yang bisa memimpin negeri ini, dan seterusnya. Kemudian di kehidupan sehari-hari kita lihat ada orang yang bunuh diri karena diputuskan pacarnya atau pacarnya selingkuh, itulah orang yang hanya mengandalkan IQ nya, berpikir bahwa dengan bunuh diri semuanya selesai (ya iya selesai, Anda mati tapi tidak bakalan masuk surga) atau mendoakan pacarnya tersebut tidak pernah mendapatkan pacar lagi yang lebih baik dari dia atau malah pergi ke dukun kemudian santet (pintar seh tapi licik). Berbeda dengan orang yang memakai kecerdasan emosionalnya, biarpun diputuskan atau pacarnya selingkuh dia berkata “ Ya Allah, semoga dia mendapatkan seseorang yang lebih baik dari saya dan bahagia dari sebelumnya, begitu juga saya mendapatkan seseorang yang lebih baik dari dia dan lebih bahagia dari sebelumnya, amin”, gitu!!. Orang yang memakai kecerdasan emosionalnya selalu bekerja dengan nikmat dan menikmati sehingga tidak pernah lelah dan suasana antar pekerja atau dengan rekan bisnisnya sangat kondusif. Orang yang memakai EQ nya selalu berpikir positif dari sebuah peristiwa yang negatif terhadap dirinya.

Betapa cepat berkembangnya negara kita ini jika pemikiran ketiga ahli tersebut kita selalu terapkan dalam kehidupan, baik dalam suasana pekerjaan, bisnis maupun kehidupan pribadi kita.

Sukses Selalu Untuk Anda!!

Antara Kritik dan Penghargaan

Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana beberapa waktu, ia mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang dialaminya di apotek setempat. Ia meminta pada tetangganya agar mau menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.

Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu. Pemilik apotek menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa senangnya ia melihat wanita itu berkenan datang kembali ke apoteknya, dan berharap wanita dan suaminya menyukai kota mereka. Bukan hanya itu, pemilik apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan suaminya menguruskan berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman. Lalu, ia pun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik. Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh pemilik apotek. Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya. Katanya, "Anda tentu sudah menyampaikan kritik saya mengenai betapa buruk pelayanannya waktu itu."

"Oh, tidak," jawab tetangganya. "Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik anda pada mereka. Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik apotek itu betapa anda terkagum-kagum melihat caranya mendirikan apotek di kota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah salah satu apotek dengan pelayanan terbaik yang pernah anda temui."

"???"

Semua orang akan melakukan apa pun bagi anda, bila anda memperlakukan mereka dengan penuh hormat, penting, dan berharga. Kritik seringkali hanya menghancurkan harapan perbaikan. Sedangkan sebuah apresiasi (penghargaan) selalu mendorong orang lain untuk melakukan lebih baik lagi. Adakah kritik yang membangun? Yang pasti ada adalah penghargaan yang membangun. Semoga Smiley's kali ini menggugah kita agar lebih pandai menyuarakan penghormatan, bukan hanya kritik belaka.

(diadaptasi dari "Becoming a Person of Influence", John C. Maxwell)

Sunday, April 6, 2008

Anger Management

Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar.

Seseorang yang tidak bisa merasa marah -tidak bisa disebut penyabar; karena dia hanya tidak bisa marah.

Sedang seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk tetap berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar.

Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu-sulit, Anda sangat tepat; karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.

Kesabaran bukanlah sebuah sifat, tetapi sebuah akibat.

Perhatikanlah bahwa kita lebih sering menderita karena kemarahan kita, daripada karena hal-hal yang membuat kita merasa marah. Perhatikanlah juga bahwa kemarahan kita sering melambung lebih tinggi daripada nilai dari sesuatu yang menyebabkan kemarahan kita itu, sehingga kita sering bereaksi berlebihan dalam kemarahan.

Hanya karena Anda menyadari dengan baik –tentang kerugian yang bisa disebabkan oleh reaksi Anda dalam kemarahan, Anda bisa menjadi berhati-hati dalam bereaksi terhadap apa pun yang membuat Anda merasa marah. Kehati-hatian dalam bereaksi terhadap yang membuat Anda marah itu lah yang menjadikan Anda tampil sabar.

Kemarahan adalah sebuah bentuk nafsu.

Nafsu adalah kekuatan yang tidak pernah netral, karena ia hanya mempunyai dua arah gerak; yaitu bila ia tidakmemuliakan,pasti ia menghinakan.

Nafsu juga bersifat dinamis, karena ia menolak untuk berlaku tenang bila Anda merasa tenang. Ia akan selalu memperbaruhi kekuatannya untuk membuat Anda memperbaruhi kemapanan Anda.

Maka perhatikanlah ini dengan cermat; bila Anda berpikir dengan jernih dalam memilih tindakan dan cara bertindak dalam kemarahan, nafsu itu akan menjadi kekuatan Anda untuk meninggalkan kemapananAndayang sekarang -untuk menuju sebuah kemapanan baru yang lebih tinggi.

Tetapi, bila Anda berlaku sebaliknya, maka ke bawahlah arah pembaruan dari kemapanan Anda.

Itu sebabnya, kita sering menyaksikan seorang berkedudukan tinggi yang terlontarkan dari tingkat kemapanannya, dan kemudian direndahkan karena dia tidak berpikir jernih dalam kemarahan.

Dan bila nafsunya telah menjadikannya seorang yang tidak bisa direndahkan lagi, dia disebut sebagai budak nafsu.

Kualitas reaksi Anda terhadap yang membuat Anda marah, adalah penentu kelas Anda.

Kebijakan para pendahulu kita telah menggariskan bahwa untuk menjadi marah itu mudah, dan patut bagi semua orang. Tetapi, untuk bisa marah kepada orang yang tepat, karena sebab yang tepat, untuk tujuan yang tepat, pada tingkat kemarahan yang tepat, dan dengan cara yang tepat -itu tidak untuk orang-orang kecil.

Maka seberapa besar-kah Anda menginginkan diri Anda jadinya?

Memang pernah ada orang yang mengatakan bahwa siapa pun yang membuat Anda marah-telah mengalahkan Anda. Pengamatan itu tepat-hanya bila Anda mengijinkan diri Anda berlaku dengan cara-cara yang merendahkan diri Anda sendiri karena kemarahan yang disebabkan oleh orang itu.

Itu sebabnya, salah satu cara untuk membesarkan diri adalah menghindari sikap dan perilaku yang mengecilkan diri.

Kita sering merasa marah karena orang lain berlaku persis seperti kita.

Perhatikanlah, bahwa orang tua yang sering marah kepada anak-anaknya yang bertengkar -adalah orang tua yang juga sering bertengkar dengan pasangannya.

Bila kita cukup adil kepada diri kita sendiri, dan mampu untuk sekejap menikmati kedamaian kita akan melihat dengan jelas bahwa kita sering menuntut orang lain untuk berlaku seperti yang tidak kita lakukan.

Dan dengannya, bukankah kemarahan Anda juga penunjuk jalan bagi Anda untuk menemukan perilaku-perilaku baik yang sudah Anda tuntutdariorang lain,tetapi yang masih belum Anda lakukan?

Lalu, mengapakah Anda berlama-lama dalam kemarahan yang sebetulnya adalah tanda yang nyata bahwa Anda belum memperbaiki diri?

Katakanlah, tidak ada orang yang cukup penting yang bisa membuat saya marah dan berlaku rendah.

Bila Anda seorang pemimpin, dan Anda telah menerima tugas untuk meninggikan orang lain; maka tidak ada badai, gempa, atau air bah yang bisa membuat Anda mengurangi nilai Anda bagi kepantasan untuk mengemban tugas itu.

Ingatlah, bahwa orang-orang yang berupaya mengecilkan Anda itu-adalah sebetulnya orang-orang kecil.

Karena, orang-orang besar akan sangat berhati-hati dengan perasaan hormat Anda kepada diri Anda sendiri. Bila mereka marah pun kepada Anda, mereka akan berlaku dengan cara-cara yang mengundang Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Sedangkan orang kecil? Orang-orang kecil membuat orang lain merasa kecil agar mereka bisa merasa besar.

Anda mengetahui kebesaran yang dijanjikan untuk Anda. Maka besarkan-lah orang lain.

(Sumber: Mario Teguh, MSTS 13.07.2006)

10 Kualitas Pribadi Yang Disukai

Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati

Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking

Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

Bertanggung jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah- masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

Empati

Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Sukses Adalah Apa Yang Anda Inginkan

Suatu hari anak saya memilih beberapa jenis permainan puzzle, semacam permainan menggabung-gabungkan potongan-potongan gambar. Anak saya kemudian memilih jenis puzzle yang terdiri dari 1.000 keping potongan gambar. Setelah menentukan pilihan, mulailah ia melaksanakan langkah-langkah menyusun keping demi keping puzzle.

Rupanya ia mempunyai strategi menyusun kepingan-kepingan gambar itu. Mula-mula ia membuat kerangka gambar. Kemudian ia mengelompokkan kepingan-kepingan itu berdasarkan warnanya. setelah itu barulah ia menyusun atau meletakkan kepingan-kepingan tersebut pada tempat yang semestinya. Semakin banyak kepingan permainan itu, maka akan semakin sulit dikerjakan.

Sebenarnya ia bisa saja memilih jenis permainan puzzle yang terdiri dari 5 keping, 6, keping dan seterusnya. Tetapi anak saya sengaja memilih permainan yang terdiri dari ribuan keping. Ia beralasan bahwa semakin sulit permainan akan menghasilkan gambar yang lebih berwarna, bernuansa indah, dan lain sebagainya.

Selain memperhatikan anak saya bekerja menyusun potongan gambar itu, saya juga sibuk berpikir. Jika tanggung jawab hidup semakin besar, mungkin kehidupan ini terasa lebih berat. Namun bila tanggung jawab tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka kehidupan inipun akan terasa lebih berarti, menyenangkan, berwarna dan nikmat.

Hakekat pencapaian kesuksesanpun tidak berbeda. Sama seperti yang dikatakan oleh Dwight D. Eisenhower.

"The history of free men is never written by chance but by choice, their choice. - Sejarah seorang manusia merdeka tidak pernah tercipta secara kebetulan, melainkan tercipta karena pilihan mereka sendiri," katanya.

Hakekat kesuksesan adalah pilihan kita sendiri.

Terserah diri kita, akan memilih tanggung jawab hidup yang lebih besar ataukah sedikit? Jika mengambil tanggung jawab yang besar, maka kehidupan akan terasa lebih sulit tetapi mendapatkan nilai hidup yang lebih besar. Apakah kita ingin mendapatkan kehidupan yang sukses dan berharga? Jika Anda benar-benar menginginkannya, ada empat
tanggung jawab yang paling mendasar dan menjamin keberhasilan Anda.

Tanggung jawab yang pertama adalah bersikap jujur. Orang-orang yang tulus dan jujur sangat mudah meraih kesuksesan bagi dirinya sendiri sekaligus orang lain. Mengapa demikian? Karena sikap jujur menjadikan kita mudah dipercaya orang lain. Selain itu, kita juga akan semakin percaya diri berusaha mencapai sukses di masa depan. Sebuah pepatah bijak mengatakan,

"Confidence is the companion of success. - Percaya diri merupakan pasangan dari kesuksesan."

Tanggung jawab selanjutnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sukses dan bermakna adalah kemauan untuk berbagi dengan orang lain.

Sadari satu prinsip bahwa `you reap what you sow' - Anda akan memanen apa yang Anda tanam. Jika Anda memilih untuk hidup lebih sukses, maka jangan pernah membiarkan diri Anda pelit untuk berbagi dengan sesama.

"False happiness renders men stern and proud, and that happiness is never communicated. True happiness renders kind and sensible, and that happiness is always shared. - Kebahagiaan semu cenderung menjadikan seseorang kejam dan sombong, dan kebahagiaan seperti itu tidak akan pernah berarti. Kebahagiaan yang sesungguhnya menjadikan seseorang baik hati dan peka, dan kebahagiaan seperti itu yang akan sangat berharga dan bermakna tidak saja untuk diri sendiri," kata Charles de Montesquieu.

Jika Anda berkeras untuk memilih kehidupan yang lebih sukses, maka tanggung jawab yang harus Anda laksanakan berikutnya adalah giat bekerja. Sejarah lebih banyak membeberkan fakta bahwa upaya yang bersungguh-sungguh selalu mewarnai dinamika kehidupan mayoritas orang-orang sukses di dunia ini. Bila Anda berkomitmen untuk bekerja keras berarti Anda sudah memastikan pada pilihan kehidupan yang lebih sukses.

Giat dalam arti mengerjakan pekerjaan yang benar, bukan pekerjaan yang kita sukai.

Socrates mengatakan bahwa sesuatu yang sangat berharga bukan hal yang hanya bisa kita gunakan untuk hidup, melainkan untuk hidup dengan benar. "What most counts is not to live, but to live aright," katanya. Bila Anda memilih untuk melakukan hal-hal yang benar, berarti Anda sudah memilih kehidupan yang sukses dan penuh integritas.

Sukses atau gagal adalah hasil dari apa yang kita pilih.

"Events, circumstances, etc., have their origin in ourselves. They spring from seeds which we have sown. - Setiap kejadian, keadaan yang sedang kita alami, dan lain sebaginya..., kembali kepada diri kita sendiri. Semua itu berasal dari benih yang sudah kita tanam," kata Henry

David Thoreau. Apakah Anda memilih untuk hidup sukses, bahagia, dan bermakna dengan melaksanakan tanggung jawab seperti yang diuraikan diatas, ataukah sebaliknya? Semua pilihan ada di tangan Anda sendiri.

Grow Your Value

Beberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-jalan di Mall Taman Anggrek - Jakarta, saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas melihat percakapan yang menarik antara seorang pembeli dan penjual. Mereka sedang terlibat tawar menawar sebuah kalung mutiara yang cukup indah, dan kelihatannya termasuk salah satu koleksi unggulan dari toko tersebut. Setelah tawar menawar beberapa saat, si pembeli akhirnya memutuskan untuk keluar dari toko itu, karena dianggapnya harga barang tersebut mahal.

Selang beberapa menit kemudian, ada pembeli lain yang masuk, dan kemudian mengamati kalung mutiara yang tadi. Dia kemudian mencoba sejenak dilehernya, dan setelah dirasa cocok, tanpa tawar menawar langsung dibayarnya barang tersebut dan keluar.

Apa yang menarik dari kedua kejadian tadi?

Barang yang sama, tapi dipersepsikan berbeda oleh dua orang. Tentu, yang membedakan persepsi keduanya adalah UANG yang dimiliki oleh masing-masing orang. Semakin banyak uang yang anda miliki, tentu semakin murah harga barang tersebut dimata anda.

Saya tertarik untuk membahas justru dari sisi orang pertama.

Apa yang kira-kira dilakukan oleh orang tadi setelah gagal menawar barang tersebut? Bila dia memang serius ingin membeli barang tersebut, mungkin dia akan mulai masuk ke toko-toko lain, mencari-cari yang lebih murah. Bila setelah `berjuang' keliling mall dan tidak juga menemukan barang yang harganya sesuai dengan isi kantongnya, mungkin dia mencoba mencari di tempat lain, atau mungkin juga mengurungkan niat untuk membelinya....

Fokus dari orang pertama ini adalah lebih kepada jumlah uang yang dia miliki, dibanding dengan nilai dari barang tersebut bagi dirinya. Jika merujuk kepada teori RichDad-nya Kiyosaki, dikatakan disana bahwa KEBANYAKAN orang (manusia secara rata-rata) melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan penge-luarannya, sedang orang SUKSES melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan penda-patannya.

Dalam lingkup kehidupan, bukankah sebagian besar dari kita juga memiliki SIKAP seperti orang pertama itu?

Saat kita menghadapi masalah, kita selalu mengeluh mengapa kita yang “kecil” ini mendapat masalah seberat itu.

James Gwee dalam Ultimate Power Motivation mengatakan, BAHWA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA VALUE ANDA.

Begitu value anda ditingkatkan, maka masalah tersebut akan menjadi kecil di mata, bukankah anda saat ini sudah sangat mahir makan dengan sendok dan garpu, suatu hal yang menjadi masalah besar saat anda berusia dua tahun? Dan bukankah anda saat ini sudah sangat mahir bermain internet, sehingga anda bisa ikut milis dan membaca newsletter ini, suatu hal yang mungkin sangat asing dan sukar beberapa tahun yang lalu ?

SAYANG-nya,di dunia di mana kita tinggal ini, tidak semua orang mau berusaha untuk meningkatkan value di dalam diri mereka

Daripada berusaha capek-capek meningkatkan value, mereka lebih MEMILIH untuk "menetapkan standard" mereka sendiri terhadap dunia ini.

Sebagai contoh, Ada dari mereka yang mungkin berkata ,"Karena kemampuan bahasa Inggris saya jelek, saya jadi tidak tertarik membaca buku bahasa Inggris. Kalau ada terjemahannya, mungkin saya mau baca". Standard bahasa Inggris mereka sudah DIPATOK di nilai tertentu, dan daripada meningkatkan value standardnya, mereka lebih memilih buku terjemahan yang `lebih sesuai' dengan standard mereka. Di sisi lain, ada juga mereka yang berusaha “meningkatkan value” standar mereka dengan memaksa diri membaca buku bahasa Inggris sambil membuka-buka kamus.

TIDAK ADA YANG SALAH dengan pilihan anda, apakah mau mematok standard atau meningkatkan standard value anda. Ini semua hanyalah pilihan anda pribadi dalam hidup. Hanya saja, APABILA anda mematok standard anda di satu titik tertentu, JANGAN mengeluh terhadap kerasnya kehidupan dan masalah yang datang kepada anda. INGAT, bukan besar kecilnya masalah yang menjadi pokok dalam kehidupan ini, TAPI besar kecilnya value anda.

Dan ada satu prinsip yang luar biasa yang dikatakan oleh Andrie Wongso tentang hal ini, "KALAU ANDA KERAS TERHADAP DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN LUNAK KEPADA ANDA. SEBALIKNYA APABILA ANDA LUNAK KEPADA DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN KERAS KEPADA ANDA".

Jadi, lakukan pilihan yang terbaik, dan dapatkan hasilnya.

Sukses untuk anda !

Investasi Orangtua

Semua orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya. Tahukah anda bahwa sebenarnya orang tua kita itu sebenarnya melakukan sebuah investasi, hanya saja kita sebagai seorang anak tidak pernah menyadarinya.

Saya yakin diantara kita tidak pernah menghitung berapa besar investasi yang diberikan orang tua kita sehingga kita bisa seperti sekarang ini dan orang tua kita pun tidak pernah meminta kembali investasi yang sudah mereka keluarkan tapi alangkah bahagianya mereka jika seandainya kita sebagai seorang anak memberikan kebahagiaan kepada orang tua kita dihari-hari tuanya.

Disini saya seorang anak yang tentunya mempunyai orang tua yang alhamdulillah keduanya masih diberikan umur yang panjang, ingin berbagi kepada teman-teman semua untuk melakukan hal yang sama yaitu menghitung berapa sih investasi yang orang tua kita keluarkan, mulai kita masih dalam kandungan sampai kita memperoleh gelar S1 (kira-kira sampai usia 23thn ya).

Biaya melahirkan, biaya melahirkan ini tentu saja dihitung dari usia kandungan 1 bulan sampai kita lahir kisarannya sekitar 1jt.

Saya tidak menjelaskan secara detail disini, tapi selama 23 tahun pasti kita makan tiap hari, beli baju mungkin sebulan sekali baik yang digunakan untuk sehari-hari atau untuk sekolah, pasti beli baju dan pasti selama 23 th hidup kita pasti pernah merasakan sakit dan semua itu pastinya kita mengandalkan orang tua, kisarannya sekitar 90jt.

Sekolah memerlukan biaya (SPP, buku-buku,sumbangan dsb), SD selama 6th biaya sekitar 500rb, SMP selama 3th biaya sekitar 3jt, SMA 3th biaya sekitar 5jt, Kuliah S1 (apalagi yang kuliah di swasta) selama 4th biaya sekitar 20jt/5th 25jt/6th 30jt an.

Total investasi orang tua pada seorang anak sampai usia 23 th mencapai sekitar 120jt. Jadi anda tanpa sadar telah meminjam uang kepada orang tua anda sebesar 120 jt (Sekarang anda harus sadar dan mulai berhitung!!! !)

Jika dimisalkan investasi orangtua ke anda tersebut yang sekitar 120jt yang juga merupakan beban utang anda tersebut dikenakan bunga 1% perbulan (flat) maka beban utang anda pada akhir tahun ke-30 ke orang tua sekitar 4,32M (wow....!!)

Kemungkinan sekarang anda sudah bekerja dengan gaji 3jt per bulan, kira-kira setelah anda bekerja selama 30 thn apakah utang anda + bunga kepada orang tua bisa terlunasi?

Sekarang Pertanyaannya, Bagaimana cara anda sebagai seorang anak yang berbakti pada orang tua mengembalikan uang tersebut walaupun sebenarnya orang tua tidak mengharapkannya?
Tapi alangkah bahagia orang tua kita jika seandainya seorang anak mampu memberangkatkan orang tuanya ke tanah suci walaupun biaya ke tanah suci itu hanya sekitar 80jt untuk mereka berdua, atau mengajak mereka berjalan-jalan ke luar negeri atau kemana pun tempat yang anda mau, yg mungkin biayanya kurang dari 80jt untuk anda sekeluarga.

Apa yang saya tulis ini hanya sekedar mengingatkan kepada saya dan teman-teman semua untuk lebih peduli kepada orang tua masing-masing. Jasa-jasa mereka dan apa yang mereka tanamkan kepada diri kita itu tidak bisa diukur secara materi tapi kalaupun bisa diukur secara materipun jasa-jasa mereka tidak mampu kita bayar, mereka hanya mengharapkan perhatian sedikit dari kita, betapa mereka sangat bahagia seandainya kita yang jauh dari mereka menelpon hanya sekedar menanyakan kabar, mereka seakan-akan lupa penderitaan ketika mereka membesarkan kita ketika mendengar suara anak mereka yang sudah bisa menghidupi dirinya sendiri.

Sukses untuk anda!!

Search

Powered By Blogger