Sunday, April 6, 2008

Sudah Minum Susu Tulang Tetap Keropos, Kenapa?

Dua surat bertanya ihwal obat tulang keropos. Seorang pembaca, 54 tahun, selalu minum ekstra tablet kalsium, tetap saja kepadatan tulangnya menipis. Pembaca lain, juga perempuan, 48 tahun, minum susu khusus. Hasil bone densitometry menunjukkan sudah mulai keropos. Mengapa bisa terjadi?

Ini bukan kasus langka. Hampir setiap kali memberi seminar kesehatan, ada pertanyaan serupa itu. Banyak yang penasaran, kenapa masih juga menderita tulang keropos padahal sudah menambah ekstra kalsium berupa tablet atau minum susu setiap hari. Tidak jelas bagaimana tulang masih juga bisa keropos.

Memang yang disebut tulang keropos itu bukan peristiwa dadakan yang baru saja berlangsung sebagaimana serangan flu atau muntaber. Proses keroposnya tulang ditentukan oleh beberapa hal.

Pertama, apakah fondasi tulang sudah terbentuk sempurna sejak masa kanak-kanak. Tidak akan mencapai hasil optimal bila fondasi tulang yang dibangun semasa kecil tidak terbentuk sempurna. Kokoh tidaknya fondasi tulang belulang sejak awal pertumbuhan, menentukan besar kecilnya risiko keropos tulang yang akan dihadapi.

Sejak Bayi

Apabila ternyata fondasi tulangnya tidak terbentuk sempurna, tulang akan lebih lekas menipis, lalu mengeropos. Seperti itu umumnya yang terjadi pada orang Indonesia.

Mengapa? Oleh karena selain fondasi tulang belum terbentuk sempurna sebelum usia pubertas, pada umur selanjutnya asupan kalsium pun tidak memadai dengan kebutuhan tubuh.

Untuk membentuk fondasi tulang yang kokoh butuh kalsium yang cukup, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibu. Cukupkah ibu mendapatkan kalsium selama hamil? Pembentukan fondasi tulang sudah selesai sebelum usia pubertas. Tak ada kesempatan kedua untuk mengulanginya setelah itu.

Jika kalsium tubuh selalu tidak mencukupi, pembentukan tulang janin belum tentu utuh. Dan apakah juga kecukupan kalsium setelah anak lahir juga selalu terpenuhi, katakanlah sampai usia balita?

Pembentukan fondasi tulang belulang tubuh masih terus berlangsung sampai menjelang usia remaja. Sampai usia itu asupan kalsium harus masih memadai. Dan itu tidak akan tercapai bila anak berhenti minum susu sebelum usia pubertas, sedang minum harian tidak memadai kandungan kalsium-nya. Bila itu terjadi, fondasi tulangnya tidak sekokoh anak yang masih minum susu terus sampai usia pubertas.

Kedua, apakah untuk metabolisme tulang selanjutnya sampai sepanjang hayat, asupan kalsium dalam tubuh juga tetap mencukupi? Karena walaupun pertumbuhan tulang sudah terhenti setelah usia pubertas, tulang terus melakukan daurnya. Tulang melakukan bone remodeling. Jaringan tulang yang lama bertukar dengan yang baru. Untuk itu selain peran hormon, kalsium masih terus dibutuhkan.

Rata-rata orang Indonesia sudah berhenti minum susu sejak balita. Selain fondasi tulangnya belum tentu sempurna, pemeliharaan tulang selanjutnya (bone remodeling) juga tidak berlangsung mulus. Itu maka tulang cenderung terus menipis dan akhirnya keropos juga.

Cahaya Matahari

Metabolisme kalsium di dalam tubuh berlangsung rumit. Mencukupi tubuh dengan asupan kalsium memadai saja belum tentu memberi jaminan tubuh pasti tidak bakal kekurangan kalsium. Tergantung bentuk kalsium yang ditambahkan.

Ada beberapa jenis ikatan kalsium dalam obat minum. Ada jenis ikatan kalsium yang lebih mudah dan utuh diserap oleh usus, ada yang tidak lengkap penyerapannya. Selain itu ada kalsium organik, ada juga yang anorganik. Perbedaan kemampuan diserapnya kalsium menentukan kualitas kalsium yang diminum.

Penyerapan kalsium yang diminum juga dipengaruhi oleh umur yang mengonsumsinya. Semakin bertambah umur, semakin menurun kemampuan penyerapan kalsium. Termasuk bila ada gangguan pencernaan, penyakit kelenjar anak gondok (parathyroidy), atau gangguan ginjal sendiri.

Lebih dari itu, metabolisme kalsium juga membutuhkan paparan matahari paling kurang 15 menit sehari, selain kecukupan vitamin D dan latihan fisik (low impact exercises). Jika tidak selengkap itu, metabolisme kalsium tak sempurna.

Apabila semua syarat untuk melancarkan metabolisme kalsium terpenuhi, berarti penyerapan dan metabolisme kalsium lebih sempurna. Berjalan kaki tiap pagi sebelum matahari siang hari (pukul 11.00), cukup banyak mengonsumsi ikan, mentega, susu, berarti kecukupan kalsium harian tubuh lebih terjamin bakal selalu terpenuhi.

Pilih Susu

Di antara semua sumber kalsium di alam, kalsium susu paling baik diserap tubuh. Susu dipertimbangkan untuk dipilih, terlebih bila kemampuan usus menyerapnya sudah menurun. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, misalnya.

Tentu lebih baik mengonsumsi sumber kalsium yang berasal dari alam ketimbang tablet kalsium buatan (kimiawi). Pilihan menu berkalsium tinggi perlu didahulukan, seperti ikan teri, kue satu, sagon, dan produk laut.

Untuk itu, selain mengetahui seperti apa status tulang dengan melakukan uji bone densitometry, perlu memeriksa pula kadar kalsium tubuh apakah masih dalam nilai normal. Dengan begitu dapat segera dilakukan upaya untuk mengatasi sekiranya benar sudah terjadi penipisan tulang, dan kalsium tubuh di bawah standar.

Terapinya Tak Cukup Ekstra Kalsium

Status tulang yang mulai menipis (osteomalacy) bisa berarti tanda bakal menjadi semakin keroposnya tulang, dan tentu perlu dilakukan koreksi. Kalau tanda awal penipisan tulang itu dibiarkan, proses penipisan akan terus berlanjut. Untuk itu harus serius diberikan ekstra kalsium.

Sering terjadi, karena tidak dilakukan pengecekan, tulang sudah telanjur keropos (osteoporosis). Kalau saja semua yang merasa dirinya berisiko keropos tulang melakukan pengecekan status tulangnya, tentu kejadian telanjur keropos tidak perlu dialami.

Beruntung kalau mengeroposnya tulang belum sampai menimbulkan komplikasi. Pengeroposan tulang panggul atau ruas tulang belakang, bisa buruk akibatnya. Jika tulang di bagian itu sudah sangat buruk pengeroposannya, kemungkinan bisa menyisakan kecacatan.

Pengeroposan tulang panggul berisiko mengganggu berjalan dan posisi berdiri. Ruas tulang belakang yang keropos menekan saraf di sekitarnya, sehingga bisa sampai terjadi kelumpuhan atau keluhan nyeri punggung atau pinggang yang luar biasa.

Yang paling umum terjadi pada tulang yang sudah keropos, yaitu peristiwa yang disebut patah tulang patologik (pathological fracture). Patah tulang yang berlangsung sederhana, jika terjadi pada orang normal seharusnya tidak usah patah, bagi yang tulangnya sudah keropos, begitu gampang terjadinya. Dan patah tulang semacam itu dapat terjadi pada tulang panjang yang mana saja. Tersenggol sepeda saja, misalnya, lalu terjatuh ringan pun, tulang lengan sudah bisa sampai patah.

Selain penyembuhan pada tulang yang sudah keropos tidak sebaik tulang normal, risiko patah di tempat lain masih bisa terjadi. Upaya yang harus dilakukan dan terlebih penting, tentu dengan mengatasi penyakit tulang keroposnya.

Mengobati tulang keropos tak cukup hanya menambahkan asupan kalsium belaka. Untuk mereparasi tulang yang sudah telanjur keropos diperlukan juga sejenis hormon. Perangkat obat-obat preparat buat tulang keropos memang khusus, antara lain dengan obat golongan biphosphonate.

Tentu asupan kalsium juga masih terus diperlukan. Kewaspadaan agar tidak sampai terjatuh (drop attack) juga perlu ditambah. Undakan di dalam rumah, lantai licin di tempat-tempat umum, di Indonesia masih kurang diindahkan pengamanannya (safety first). Itu maka risiko terpeleset, tersandung, lalu terjatuh masih lebih besar angka kejadiannya.

Kita sendiri yang harus menjaga dan selalu siaga selama berada di lokasi-lokasi yang berisiko cenderung terjadi kecelakaan, dan membuat kita terjatuh.

Oleh:

Dr. Hendrawan Nadesul

Dokter Umum


Sumber: www.lnicommunity.net

No comments:

Search

Powered By Blogger