Studi: Tidak Semua Lemak Berbahaya
Sementara sudah tertanam anggapan sejak lama bahwa terlalu banyak lemak di liver (hati) akan membuahkan penyakit diabetes, para peneliti tampaknya telah menemukan fakta bahwa tidak semua jenis lemak itu berbahaya. Nah, kabar yang menggembirakan bukan?
Tertulis di edisi teranyar Nature Medicine, sekelompok ilmuwan Jepang menggambarkan bagaimana mereka mengubah komposisi lemak di liver pada tikus mutan dan memberi mereka pakan dengan kandungan sama, diet berlemak seperti pada tikus lain.
Namun sementara semua hewan coba menjadi gemuk, tikus normal membangun resistensi terhadap insulin dan lebih mudah terserang diabetes, kelompok mutan justru bebas dari masalah tersebut.
"Kegemukan adalah masalah kuantitas lemak di tubuh, namun pesan kami adalah kualitas lemak bisa menjadi faktor determinan baru untuk diabetes," ujar Hitoshi Shimano dari Department of Internal Medicine at the Graduate School of Comprehensive Human Sciences.
Asupan lemak berlebihan akan menuntun pada kegemukan dan kapasitas penyimpanan sel-sel lemak menjadi berkembang, dimana kelebihan lemak disimpan di liver. Penumpukan lemak di hati akan membuahkan resistensi insulin dan menigkatkan kadar gula darah, sebuah penanda diabetes.
"Level absolut dari lemak di hati tampaknya tidak mengganggu untuk menjaga level glukosa dalam darah. Malahan, jenis lemak yang ada terlihat menjadi faktor penting, dimana molekul yang lebih pendek lebih sehat dibandingkan yang panjang," lanjutnya.
Gemuk Namun Tidak Diabetes
Shimano dan koleganya menciptakan sebuah kelompok tikus yang kekurangan Elovl6, sebuah enzim yang meningkatkan panjang rantai karbon asam lemak.
Hal itu mengubah komposisi lemak di hati dari para tikus mutan yang berakhir dengan lebih banyak asam lemak rantai pendek daripada rantai panjang.
"Tidak seperti tikus normal yang menjadi resisten insulin dan rentan terkena diabetes setelah mereka menjadi gemuk, tikus mutan bebas dari resistensi insulin dan diabetes. Dengan kata lain, kami membuat tikus tidak menjadi diabeters setelah mereka mengalami kegemukan."
Shimano berharap bahwa obat bisa dibuat untuk menghambat enzim ini pada manusia dan mengubah komposisi lemak di hati sehingga risiko diabetes dapat dikurangi bagi mereka yang punya masalah dengan kegemukan dan sulit menurunkan berat badan.
"Jika apa yang kami temukan pada tikus diterapkan pada manusia, sebuah obat yang dapat menghambat enzim ini bisa menjadi obat antidiabetes ajaib yang tidak mensyaratkan diet," tulis Shimano.
Kabar bagus bukan jika menjadi kenyataan?
Sumber: www.hanyawanita.com
No comments:
Post a Comment